Salesforce mengatakan pada hari Rabu bahwa Bret Taylor akan mengundurkan diri sebagai co-chief executive officer pada bulan Januari dan co-founder Marc Benioff akan menjadi satu-satunya CEO.

Berita itu mengirim saham perusahaan turun 7 persen dalam perdagangan yang diperpanjang karena investor mengabaikan kenaikan laba tahunan.

Investor mungkin berasumsi bahwa penunjukan Taylor adalah awal dari masa jabatan yang panjang sebagai CEO operasional di Salesforce, kata Steve Koenig, direktur pelaksana di SMBC Nikko Securities.

“Kepergiannya menimbulkan pertanyaan mengapa dia pergi dan bagaimana kepemimpinan operasional akan dibagi dan didelegasikan,” tambahnya.

Taylor, yang sebelumnya menjabat sebagai chief operating officer dan chief product officer Salesforce, menjadi co-CEO pada November 2021.

Dia adalah kekuatan pendorong utama di balik pengambilalihan platform perpesanan ruang kerja Slack Technologies senilai $27,7 miliar (A$40 miliar) oleh Salesforce.

“Setelah banyak refleksi, saya memutuskan untuk kembali ke akar kewirausahaan saya,” kata Taylor.

Sebagai co-creator Google Maps, Taylor juga dikreditkan dengan merancang tombol “suka” unit Meta Platform Facebook sebagai chief technology officer raksasa media sosial itu.

Perusahaan yang berbasis di San Francisco ini memperkirakan laba tahunan yang disesuaikan per saham antara US$4,92 dan US$4,94, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya sebesar US$4,71 hingga US$4,73.

Pendapatan untuk kuartal yang berakhir 31 Oktober adalah US$7,84 miliar, dibandingkan dengan ekspektasi rata-rata analis sebesar $7,82 miliar, menurut data Refinitiv IBES.

Portofolio beragam yang mencakup platform Pelanggan 360 dan aplikasi perpesanan Slack telah membantu Salesforce menarik pelanggan pada saat transformasi digital menjadi prioritas, bahkan saat bisnis bersiap menghadapi penurunan ekonomi yang lebih luas.

Pembuat perangkat lunak bisnis mengharapkan pendapatan kuartal saat ini antara US$7,93 miliar dan US$8,03 miliar.